Jadi inilah yang bikin aku rada uring-uringan di tengah pressure kerjaan kali ini.
Iya, kecil. Iya, modelnya udah kuno. Iya, di gang sempit. Iya, mungkin akan terancam banjir. Tapi masih di Jakarta, harga terjangkau, dan “ini adalah rumah kami”. Insyaallah, dalam waktu dekat. Mohon doa agar semua lancar.
NB: Sebenarnya sudah sangat muak dengan Jakarta. Tapi banyak pertimbangan kenapa kami memilih Jakarta sebagai home base. Semoga suatu saat nanti bisa mewujudkan rumah impian, dengan balkon menghadap Gunung Kawi dan sawah-sawah di bawah…
Iklan
Wah, selamat ya Nur.. Semoga berkah..
Doakan diriku juga bisa segera menyusul, hehe..
Amin…makasih ren… Semoga cepet punya rumah… 😀
Alhamdulillah Nur, disyukuri aja, sudah bisa bilang ini “rumahku”. Orang bersyukur pasti akan dicukupkan oleh Allah, amin….
Iya mbak. Alhamdulillah…
Senangnya yang punya keluarga…
makanya cepetan membentuk keluarga…
Bagaimanakah cara membentuknya?
Bahan tambahan: calon istri, wali si calon istri, penghulu, 2 orang saksi, mahar, dan biaya KUA
Untuk proses pembuatan tahap pertama serahkan ke penghulu, tahap kedua merupakan kreasi anda
Bagaimanakah cara membuatnya?
kan terserah kreasi masing2…
Ya gimana tuh?
dibilang juga sesuai kreasi masing2.. :p
moga lekas pindah dan pastinya semoga betah deh
trimakasih…arema juga ya?
hwaaa…selamaatt Nuur..ini dimana??
di Klender fi…makasih.. 🙂
Ping-balik: Tutup Buku 2012 dan Wish List 2013 | Hujan Cahaya Bulan