Si Pembuat Sensasi: Vanilla Blue

Sapa tuh vanilla blue?!

Hehehe, itu adalah nama ngaco untuk sepeda bekas jenis citybike merk wimcycle seri vanilla yang kubeli di Pasar Rumput awal bulan ini. Warnanya biru jadi untuk lebih mudahnya biarlah aku menyebutnya Vanilla Blue (VB).

Itu ijo nur! Bukan biru!

O yeah, maafkeun saya yang lupa motret si VB. Pokoknya penampakan VB hampir kaya sepeda di atas cuma warnanya biru, minus lampu depan, namun bonus goresan-goresan karena nama pun sepeda bekas… Tapi VB ga buluk-buluk amat kok! Bahkan hampir semua tetangga mengira aku beli baru. Si VB mungkin keluaran lama ya, karena besi yang melengkung penghubung stang dan sadel VB seingetku berbeda dengan gambar di atas. Gambar itu kuambil dari web-nya Toko Sarana Jatinegara, yang me-release harga baru untuk ukuran 24 inchinya seharga 995rb sajah! Padahal aku beli bekas dapetnya 625rb. Kok ga beda jauh sih?! Tapi mengingat VB nampak lebih kokoh, yo wes lah, aku ikhlas dapet harga yang “mungkin” masih mahal. (ngomong ae ga iso nawar! *nawar kok! itu udah turun sekitar 100rb :p)

Berkat VB aku jadi rajin nggowes (ya iyalah!) dan rajin masak (kok?!). Jadi sejak ada VB, aku jadi rajin ke pasar karena belanja ke pasar sudah tak seberat dulu. Jaman masih jalan kaki, kalo belanja berangkatnya semangat tapi pulangnya males banget karena harus jalan kaki sambil bawa belanjaan berkilo-kilo. Sekarang ngeeeng, tinggal ditaruh di keranjang depan dan ngabur. Ini tentu SEHARUSNYA lebih menghemat karena mbak prih ga harus belanja di tukang sayur yang harganya jauh lebih mahal daripada di pasar. Namun ternyata, berkat seringnya aku ke pasar, aku jadi rajin beli bahan-bahan buat baking-baking. Walhasil, penghematan yang dibuat menjadi sebanding dengan pengeluaran tambahan karena keusilanku. Eh, kalo rajin nggowes jadi lebih langsing donk? Ternyata oh ternyata, sama saja dengan pengeluaran belanja: kalori yang terbakar dari nggowes langsung terisi lagi dengan kue-kue hasil baking dan kekalapanku makan karena serius ya, nggowes itu bikin perut cepet laper! Kesimpulan: total result nol. Pengeluaran tetap besar dan aku tetap gemuk. Benar-benar deh! :p

Lha trus apa sensasinya?!

Begini. Aku sering nggowes ke pasar itu pagi-pagi habis subuh, sebelum nindy bangun. Jadi pas nindy bangun aku sudah di rumah lagi. Namun kalo ternyata nindy bangun pas aku ngeluarin sepeda?! Ya harus diajak donk! FYI, aku tuh jenis ibu jadul yang lebih suka make gendongan jarik dan menganggap semua gendongan modern itu terlalu ribet. Macem beginilah aku nggendong nindy:

Gambar diambil dari sini.

Nah, bayangkan pemandangan berikut: di kota besar seperti Jakarta, pada pagi hari yang masih gelap, seorang ibu muda *halah nggowes ke pasar dengan sepeda keranjang, sambil menggendong anaknya di kain jarik. Awalnya aku ga berpikir bahwa itu sesuatu yang luar biasa walau aku memang sadar, setiap kali ketemu orang di jalan, semua orang langsung memandangiku. Barulah aku ngeh maksudnya ketika tadi pagi sepulang dari pasar, seorang bapak dengan motornya menyalipku dari belakang sambil bilang “hati-hati…”. Oalaaah, ternyata mereka semua mengkhawatirkanku. So sweeet dah! Memang langka bukan, orang-orang kaya kami di sini?! :mrgreen: