Rectoverso

Judul      : Rectoverso

Penulis  : Dee

Penerbit : Goodfaith, cetakan kedua Oktober 2008

Secara ga sengaja aku melihat buku ini di antara tumpukan buku di kamar Fifi. Aku ingat, aku pernah melihat buku ini sedang dibaca oleh seorang anak laki-laki seumuran adikku di TJ sepulang dari Kota kemarin. Warna sampulnya yang hijau dengan desain yang “nyeni” plus judul dalam bahasa asing membuatku berpikir kalo ini buku bikinan orang luar negeri. Apalagi ketika melirik, halaman yang sedang dibuka si Adik emang full english gitu. Baru tau ternyata ini buku bikinan Mbak Dee. Wah, langsung pinjem donk! Dan ternyata ini buku milik Reni. Duh, maaf ya Ren, aku pinjem ga bilang dulu…

Rectoverso –meminjam istilah mbak Dee sendiri- disebut sebagai karya hibrid, karena merupakan penggabungan antara prosa dan musik. Jadi di dalamnya ada 11 cerpen (kisah) yang terkait dengan 11 lagu ciptaan mbak Dee. Setiap kisah diawali dengan sebuah lirik lagu. Jadi, sepertinya akan enak sekali bila kita menikmati buku ini dengan cara yang benar: di senja yang tenang, ditemani secangkir teh cammomile (hehehe, bener ga sih, mbak Dee suka teh ini?! Aku dah agak lupa), duduk-duduk di teras belakang, mendengarkan musiknya yang mengalun, lalu membaca kisahnya. Hmm…. nikmat banget pastinya! Sayangnya aku tidak bisa melakukan ritual seperti itu. Ga punya CD-nya. Bahkan MP3 pun tak ada. Aku denger, waktu awal terbit, buku ini dijual sepaket ma CD tersebut. Tapi yang dibeli Reni ini bukunya aja. (Lagunya dia udah punya.)

Baiklah, berikut adalah kisah-kisah yang termuat di dalamnya:

1. Curhat buat Sahabat
Quote kesukaan Fifi (dan aku setuju kalo ini emang bagus): “Sebotol mahal anggur putih ada di depan matamu, tapi kamu tak pernah tahu. Kamu terus menanti. Segelas air putih.”

2. Malaikat Juga Tahu
Entah kenapa, aku lebih suka versi video klip yang dibintangi Lukman Sardi. Lebih dapet feel-nya. Lagipula, openingnya menurutku terlalu blak-blakan. Tumbenan bila dibanding cerpen mbak Dee yang lain.

3. Selamat Ulang Tahun
Cerita yang sederhana tapi manis. (ngingetin aku ma salah satu cerpenku sendiri :p)

4. Aku Ada

5. Hanya Isyarat
Salah satu cerpen yang kusuka.

6. Peluk
Suka banget! Dan sketsa bunga dandelion di bagian akhir itu bagiku keren sekali! Quote favoritku: “Seseorang semestinya memutuskan bersama orang lain karena menemukan keutuhannya tercermin, bukan ketakutannya akan sepi.”

7. Grow a Day Older

8. Cicak di Dinding
Sebenarnya cerita yang bagus. Mendebarkan. Cuma berhubung diriku pembenci reptil (kecuali bangsa kura-kura), aku jadi geli dan merinding sendiri. “Kutitipkan mereka (red: gambar ratusan cicak di dinding) untuk menjaga kamu.” Brrr… nggak usah deh, mas! Makasih!

9. Firasat
Jadi tau, lagu yang dipolulerin ma Marcel ini ternyata back ground kisahnya kaya gitu. Menurutku bagus juga kalo jadi film.

10. Tidur
Hm… nyindir banget…buatku, yang nantinya akan menjadi seorang ibu yang pekerja.

11. Back to Heaven’s Light

Nah, aku ga berani membahas dua cerpen berbahasa inggris di dalamnya. Karena kemampuan englishku ancur parah kaya gini, jadi takut salah persepsi.

Yang jelas, buku ini termasuk enak buat “dicemil”. Karena bukan novel, jadi bacanya bisa lompat-lompat dan kalo sempat. Gaya bercerita mbak Dee –menurutku- juga ga seruwet Supernova 1. Malah cenderung puitis. Jadi ga bakalan bikin kening berkerut. Yang ada mungkin kita jadi berkhayal romantis. Hehehe…

NB: Selain prosa dan musik, menurutku lukisan/sketsa dan foto-foto di dalam buku ini patut juga mendapat apresiasi. Karena tidak hanya menjadi latar, namun mereka sangat berperan mendukung inti cerita dan membangkitkan feel pembaca. Salut!!

Satu pemikiran pada “Rectoverso

Tinggalkan komentar