Rashomon

Judul : Rashomon

Pengarang : Akutagawa Ryunosuke

Penerbit : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) 2008

Inilah buku yang kubeli di JCC waktu pameran komputer + pameran buku November lalu. Buku ini kubeli karena pengetahuanku tentang dunia sastra Jepang masih sangat minim. Nama Akutagawa Ryunosuke saja sebenarnya amat asing di telingaku.

Perkenalanku dengan sastra Jepang pertama kali ketika duduk di bangku SMP. Satu saat aku meminjam buku kumpulan cerpen dunia (volume 1 dan 3) dari perpustakaan sekolah. Dalam buku itu terkumpul beberapa cerpen hasil karya penulis dari berbagai negara (Indonesia ada nggak ya? Lupa!). Seingatku yang paling kusuka adalah cerita dari Rusia, Jerman, India, dan Jepang. Kalau tidak salah, cerpen dari Jepang itu bercerita tentang seorang istri yang pada suatu hari menerima sepucuk surat dari tukang pos yang ditujukan untuk suaminya, dari seorang wanita Indonesia bernama Halimah. Setting cerita sendiri dibangun pasca PD II, sekitar tahun 50-an. Rumor yang beredar di sekitar situ mengatakan bahwa para prajurit yang ditugaskan ke luar negeri sering punya wanita simpanan di daerah jajahan. Swasangka pun berkembang di hati sang istri. Pergolakan batinnya selama menunggu sang suami pulang dari bekerja (ceritanya si suami sudah bukan prajurit lagi) sangat menarik hati. Namun ketika mereka akhirnya bertemu dan berbincang, sang istri tidak kunjung menemukan momen yang pas untuk mengutarakan perasaannya. Sebaliknya, dia dengan setia mendengarkan keluhan suami tentang pekerjaan (tahun 50-an di Jepang lagi krisis ekonomi, banyak PHK, dsb). Dan ketika akhirnya dia punya keberanian untuk mulai membicarakan keresahannya, tiba-tiba listrik padam. Cerita berakhir menggantung. Sangat menyebalkan. Tapi buatku, sangat menyenangkan membaca cerita seperti itu.

OK, balik ke topik. Di buku ini termuat 7 cerpen hasil karya Akutagawa Ryunosuke (kalau Kappa dianggap sebagai novelet ya bolehlah…) Sekilas tentang pengarang, bapak kelahiran Tokyo, 1 Maret 1892 ini disebut-sebut sebagai “Cerpenis Terbaik Jepang”. Karya-karyanya yang terinspirasi dari dongeng-dongeng dan bacaan kuno banyak bercerita tentang masalah emosi dan psikologi manusia, yang digambarkan lewat tokoh-tokoh manusia, hewan, sampai setan (hingga kupikir dia itu aliran surealis) sehingga dianggap “nyleneh” untuk zamannya. Kalau di sini, mungkin dia seperti Chairil Anwar: seorang pembaharu, dengan alirannya yang disebut neo-realis. Sayang, sama seperti Ch. Anwar, Akutagawa juga mati muda pada umur 35 akibat bunuh diri, setelah penderitaan batin selama bertahun-tahun. (Jadi dia itu takut menjadi gila seperti ibunya. Namun justru ketakutannya itu yang menjermuskannya ke sana –kok jadi inget salah satu manganya Yukari Kawachi ya?!-. Pada umur 34 dia divonis menderita schizophrenia. Kappa adalah salah satu karyanya pada masa menjelang kematiannya itu). Saat ini, namanya diabadikan sebagai nama penghargaan sastra paling bergengsi di Jepang untuk penulis baru: Akutagawa Prize.

Berikut adalah ringkasan cerpen-cerpen di buku ini:

1. Rashomon

Bencana demi Bencana melanda kota Kyoto. Mayat korban bergelimpangan saking banyaknya. Seorang nenek bertahan hidup dengan mencabuti rambut mayat dan menjualnya sebagai cemara. Seorang Genin, samurai kelas rendah, yang menjunjung tinggi moralitas, memergoki si nenek. Ia muak kepada si nenek. Namun, di pihak lain, dia ogah mati kelaparan (ringkasan diambil dari cover belakang. Mwehehe…) Lalu, apakah yang dilakukan oleh Genin itu? Ending yang sangat mengejutkan, juga membuat kita tersenyum miris. Karena pada saat terdesak, manusia bisa melakukan hal-hal yang tidak terduga. (Kabarnya cerita ini sudah pernah difilmkan oleh Akira Kurusawa. Baik cerita maupun film, sama-sama dapat penghargaan. Ada yang punya filmnya? Jadi pengin nonton…)


2. Di Dalam Belukar

Kesaksian 6 orang terhadap suatu kejadian pembunuhan, plus kesaksian roh orang yang terbunuh itu sendiri. Masing-masing punya cerita dan sudut pandang, hingga terserah kepada pembaca untuk menetapkan siapa yang benar, atau siapa yang salah.


3. Kappa

Seorang pasien rumah sakit jiwa bercerita pengalamannya selama berada di dunia Kappa (Kappa adalah makhluk mitologi Jepang yang sampai saat ini aku pun tak bisa membayangkan rupanya). Ini adalah satu cerpen yang panjang (hingga beberapa pihak menyebutnya novelet) yang menggambarkan tentang kebobrokan dunia (atau Jepang pada saat itu). Namun aku menangkap, di antara semua kekacauan yang digambarkan lewat dunia Kappa, Akutagawa juga melihat masih ada sisi kemanusiaan yang tersisa.


4. Bubur Ubi

Seorang samurai kelas paling rendah, disebut Goi, yang diolok-olok dan dipermainkan oleh masyarakat sekitarnya, sangat terobsesi pada bubur ubi. Namun setelah akhirnya ia dapat makan bubur ubi sebanyak-banyaknya, bagaimanakah perasaannya?


5. Benang Laba-laba

Seorang maling masuk neraka. Sang Buddha membebaskannya dari neraka karena si maling pernah menyelamatkan seekor laba-laba. Menjelang tubir, dia terjatuh lagi ke dalam neraka. Mengapa? (ringkasan colongan lagi dari cover belakang)

6. Si Putih

Seekor anjing berwarna putih (sudah bisa diduga kala namanya Shiro. Hiks, jadi sedih mengenang “Shiro”-ku yang masih belum bisa bunyi…) tiba-tiba berubah menjadi seekor anjing berbulu hitam. Tak diakui oleh tuannya dan terbuang di jalanan, petualangannya selama menjadi Kuro (si hitam) memberi hikmah pada kita bahwa bagaimanapun takdir kita, yang penting adalah melakukan hal-hal terbaik dalam hidup.


7. Hidung

Seorang pendeta berhidung panjang, sangat mendamba hidung pendek. Namun, benarkah ia menjadi bahagia ketika hidungnya memendek?

Semua cerpen di buku ini, layaknya karya sastra pada umumnya, bisa ditafsirkan macam-macam dan mengandung banyak sekali pelajaran. Inilah bacaan alternatif bagi peminat cerita-cerita Jepang, termasuk komik, peminat sastra, dan peminat ajaran-ajaran kebijaksanaan hidup.

2 pemikiran pada “Rashomon

  1. Salam Takjim
    Buku yang menarik untuk ditarik kesimpulan inti yang berkesan dan masuk dalam relung-relung jiwa ketika kata hidup agar bijak. Sebuah penuturan kesimpulan yang bermakna dalam
    Salam Takjim Batavusqu

    => Yup, emang daleeem banget mas…

Tinggalkan komentar