Ndeso

Definisi ndeso dari yang kubaca di sini, adalah sebutan untuk orang yang norak, kampungan, udik, shock culture, countrified dan sejenisnya. Ketika mengalami atau merasakan sesuatu yang baru dan sangat mengagumkan, maka ia merasa takjub dan sangat senang, sehingga ingin terus menikmati dan tidak ingin lepas, kalau perlu yang lebih dari itu. Kemudian ia menganggap hanya dia atau hanya segelintir orang yang baru merasakan dan mengalaminya. Maka ia mulai atraktif, memamerkan dan sekaligus mengajak orang lain untuk turut merasakan dan menikmatinya, dengan harapan orang yang diajak juga sama terkagum-kagum sama seperti dia.

Dan sepertinya aku termasuk di dalamnya.

Ini gara-gara dalam hal gadget, aku  termasuk orang yang selalu ketinggalan jaman. Ketika teman-teman semua sudah punya hape, aku masih harus menabung setahun lebih untuk membelinya. Hape pertamaku hape second yang kubeli pada akhir tingkat 2. Ketika orang-orang sudah beli laptop, aku tertinggal 2 tahun baru menyusul. Ketika hape sudah berganti android atau BB, aku masih berkutat dengan hape jadul. Dan yang terakhir, ketika jamannya hape dual card, aku malah baru asyik dengan yang namanya hape CDMA.

Hehehe, bukan maksud menyombongkan hape baru. Tapi aku mau bersyukur karena ternyata hape ini sangat membantu. Hape CDMA ini kubeli cuma seharga 225 ribu. Aku ngotot menyisihkan anggaran untuk membelinya karena sekarang aku lebih sering menelepon nomor rumah. Bukan rumah PIL laaah (apa sih nur!), tapi nomor rumah sakit. Juga keperluan-keperluan lain yang sering menghadapkanku pada deretan angka berawalan 021.

Awalnya aku isi hape itu dengan Esia. Tapi kok rasa-rasa masih mahal, ya. Memang engkoh yang jual dulu menjelaskan kalau Esia menang untuk menelepon sesama. Lha teman kantor bernomor Esia cuma satu, je. Percumah! Maka pindahlah aku ke Flexi. Dan untuk keputusan terakhir ini, aku benar-benar ingin sujud syukur.

Bayangkan, nelpon rumah sakit cuma habis 100 rupiah!

Biasanya aku harus nangis-nangis karena pulsa IM3 jebol. Sekarang, jadi bebas nelpon rumah sakit tanpa perlu pinjem (pinjem?!) telepon kantor. Nelpon ke nomor flexi ibuk yang di Malang juga murah, asal didahului dengan kode 01017. Biasanya aku menelepon ibuk dengan IM3. Jadi jadwalnya ketat, selalu antara jam 5 sampai jam 11 pagi saja (ketika IM3 lagi murah, hehehe). Sekarang untuk jam-jam di luar jam 1-11 pagi, aku lebih suka pake flexi.

Ndeso banget kan, baru tahu hal kaya gini sekarang. Tapi gapapa, daripada enggak tahu sama sekali. 😀

 

Up date:

Umm..ternyata promo Rp49/menit or /sms ke telpon rumah, sesama flexi, dan telkomsel itu harus dengan pengisian pulsa Rp5000/minggu. Tapi tadi aku udah coba walau masa berlaku promonya habis, masih tetep murah, kok. 🙂

7 pemikiran pada “Ndeso

  1. Belum pernah punya ponsel CDMA. Jadi sudah tentu belum pernah menikmati layanan mereka-mereka itu. Temen-temenku sih kebanyakan pakai Esia, Mbak. Dan ada satu orang yang hobinya tugas dinas ke luar kota sering iseng SMS gak jelas pakai nomor daerah setempat. Menyebalkan sekali.

    Dan di saat aku sudah mulai terpaksa untuk setia memakai M3, mereka satu per satu menggunakan XL. Padahal dulu sudah mati-matian kurayu mereka untuk memakai XL demi murahnya komunikasi kami. T~T

    Waktu awal-awal sih pengen beli Nokia CDMA yang lipet itu. Yang warnanya ada yang item, ada yang pink. Tapi gak terlaksana sampe sekarang.

  2. Wah, promosi Flexi nih.. hhhehe.. Tapi emg bener murah ya kayany..
    Kalo aku emang jarang banget nelpon sih, Udah 6 tahun++ pake IM3 seringnya bwt SMS. 🙂

    => hehehe, bukan promosi… lagi antusias aja ini… >.<

Tinggalkan komentar