Aku lupa gimana ceritanya bisa nyasar ke salah satu blog yang mereview film ini. Tapi sejak itu reviewnya langsung nancep di otakku. Aku dibikin penasaran banget sama filmnya. Ternyata ga perlu menunggu tahunan (biasa, fans ga modal, walau suka sesuatu tetep ga mau usaha :D) akhirnya sampai juga file film ini di kompiku. Terimakasih arif dan kiki.
Film ini bergenre sageuk, artinya mengambil kisah jaman baheulanya Korea, tepatnya saat dinasti Joseon (ah, semakin banyak ternyata pengetahuanku soal Korea). Ini film sageuk entah keberapa yang sudah kutonton, setelah Jewel in The Palace (Jang Geum) dan The Moon that Embraces The Sun. Dibandingkan dengan drama Korea biasa, aku memang lebih suka genre sageuk. Rasanya menyenangkan melihat baju-baju warna-warni yang bagus-bagus itu *cetek banget Eh, intriknya juga biasanya bagus sih…
Oiya, maafkan kalo ga nyebut nama-nama tokohnya ya. Maklum, kan otakku isinya Jepang semua, susah banget ngapalin nama Korea :p
Masquerade bercerita tentang tukar peran antara raja dengan seorang biasa yang berwajah mirip dengannya. Sound familiar right?! Kayanya ide tukar posisi ini udah jadi barang basi deh. Tapi entah kenapa, masquerade dengan seluruh konfliknya menjadikan cerita klasik ini menjadi sebuah film yang mendebarkan sepanjang 2 jam. Pantesan kalo film ini menyapu bersih sembilan penghargaan dimana ia dinominasikan dan menembus posisi tiga dalam daftar film berpendapatan box-office domestik terbesar sepanjang sejarah perfilman Korea.
Dikisahkan suatu hari Raja marah besar dan curiga kalo ada orang yang mau meracuninya. Ini gara-gara sendok perak yang dia gunakan untuk makan tiba-tiba berubah warna menjadi hitam. Walau setelah ditelusuri tabib kerajaan, penyebab reaksi kimia tersebut adalah penggunaan garam bambu sebagai bumbu, tapi sang Raja tetap parno dan menyuruh sekretaris pribadinya (eh, bentar, dia sespri apa perdana mentri sih?!) untuk mencari orang yang berwajah mirip dengannya untuk menggantikan posisinya di malam hari. Takut kalo ada pembunuh datang dan membunuhnya saat dia lagi tidur (ih, ni raja paranoid banget yak!) Apalagi saat itu lagi santer isu kalo kakak iparnya alias mas-e sang permaisuri sedang menyusun rencana pemberontakan untuk menurunkannya dari tahta.
Setelah nyari-nyari, dapetlah Pak PM (anggaplah dia perdana menteri ya) seseorang yang berwajah mirip sekali dengan raja. Orang ini adalah pelawak di rumah gisaeng (rumah pelacuran). Dasar basicnya pelawak alias aktor, jadi dia cepet bisa niruin sang raja baik gesture maupun suara. Suka citalah sang Raja. Dia pun bebas plesir ke rumah selirnya yang berada di luar istana.
Tak disangka, setelah itu sang Raja jatuh sakit. Tabib bilang ini bukan racun, tapi semacam obat bius. Pak PM langsung menduga kalo di rumah selir itulah sang Raja kena bius. Karena kondisi kerajaan lagi genting (ingat isu pemberontakan tadi?!), pak PM memutuskan bahwa jabatan raja ga boleh kosong dan kondisi raja yang sebenarnya harus dirahasiakan dari siapapun.
Maka dikontraklah si pelawak tadi untuk menjadi raja (sekarang ga cuma malam hari, tapi juga siang hari), sementara raja asli diasingkan untuk diobati di kuil. Tentu saja pada awalnya banyak kejadian lucu gara-gara kegagapan si pelawak dalam menjalankan peran sang raja. Namun lama kelamaan entah kerasukan arwah apa, tapi menurutku sih gara-gara emang dia aslinya orang baik, tingkah laku raja yang ini jauh lebih baik daripada raja asli. Sikapnya dalam menghadapi para menteri korup, sikapnya dalam memperbaiki hubungan raja ratu yang sempat tegang gara-gara fitnah atas kakak Ratu, juga sikapnya terhadap para bawahan -kasim, dayang, dan penjaga pribadinya-. Benar-benar menyentuh hati. Aku sampe nangis dibuatnya, hal yang selalu terjadi kalo aku lihat ada pemimpin yang adil (jadi inget film Omar bin Khattab) Ah, semoga anak-anak dalam kandunganku kelak menjadi pemimpin-pemimpin yang baik. Amin…
Intinya, dalam 15 hari itu (iya, ternyata cuma 15 hari) si pelawak berhasil meluruskan berbagai kekacauan yang tidak bisa ditangani Raja asli. Lha terus sang Raja asli gimana?! Ah, tonton sendiri lah… Btw, ternyata pemeran Raja (dan pelawak, dia kan akting ganda) di film ini rupanya baru nikah sama pemeran Gil Da Ran, tokoh wanita di serial drama BIG yang sempat kuikuti sinopsisnya. Wah, selamat ya mas dan mbakyu… *tetep-buntute-nggosip
NB: Aku suka pakaian Ratu di sini. Biasanya kan baju ratu itu mewah dan berat yak! Disini Ratu memakai baju-baju warna pastel yang manis, tampak ringan, dengan tatanan rambut sederhana. Yang mengingatkanku kalo dia ratu cuma tusuk konde yang dia pakai, sama dengan tusuk konde Ratu di Moon Embrace. 🙂